"KETIKA manusia dan dunianya tidak lagi menerima kita, maka hanya Allah yang masih sudi membuka tangan lebar-lebar..." Ungkapan itu benar-benar diamini oleh tiga mantan narapidana Barong, Juki, dan Chelsea yang tidak lagi diterima di lingkungannya.
Setelah keluar dari penjara, Barong diusir dari komplotan curamnor lantaran sering menyanyi di pengadilan. Setali tiga uang, Juki yang mantan copet, ditolak mentah-mentah saat kembali ke rumah ibunya. Nasib Chelsea agak melow. Ketika akan mengajak rujuk kembali dengan mantan istri, ternyata sang istri sudah menikah dengan polisi yang menjebloskannya ke penjara.
Akhirnya mereka bertiga secara tak sengaja bertemu dan luntang lantung menyusuri Jakarta yang tak lagi ramah. Seharian mereka menjumpai warung tutup. Hati mereka makin sakit, merasa dunia sudah benar-benar menutup diri bagi mereka. Mereka baru tersadar saat ada yang memberitahu bahwa hari ini adalah hari pertama bulan puasa, sehingga tak ada orang makan di warung.
Ketiganya kemudian terdampar di musala. Di sana ada Bang Jack, penjaga musala yang fanatik dengan beduk. Dia tak mau adzan jika belum menabuh bedug. Mantan tukang potong di penjagalkan ini akhirnya tak hanya menerima ketiga narapidana, tapi sekaligus sudi membimbingnya ke jalan yang benar. Sebenarnya Bang Jack sendiri ilmu agamanya pas-pasan, sehingga dalam penerapan agama sering keliru. Untunglah ada Aya yang membantunya. Gadis cantik penjual kolak dan pengelola taman bacaan itu paham soal agama. Ada pula Ustad Ferry sang ketua pengurus musala, yang pamornya tengah menanjak setelah menjadi komentator di sebuah televisi.
Insyaf bukanlah hal mudah bagi ketiganya. Pun ketika mereka harus berpuasa di Ramadan, apalagi Bang Jack mencanangkan "Bulan Berburu Rezeki Halal". Banyak lelucon dalam kisah ini di mana yang biasa mereka lakukan kini tak boleh dilakukan lagi. Bagaimana proses insyaf mereka bertiga? Mampukah mereka melewati hari-hari tanpa berbuat jahat?
Setelah keluar dari penjara, Barong diusir dari komplotan curamnor lantaran sering menyanyi di pengadilan. Setali tiga uang, Juki yang mantan copet, ditolak mentah-mentah saat kembali ke rumah ibunya. Nasib Chelsea agak melow. Ketika akan mengajak rujuk kembali dengan mantan istri, ternyata sang istri sudah menikah dengan polisi yang menjebloskannya ke penjara.
Akhirnya mereka bertiga secara tak sengaja bertemu dan luntang lantung menyusuri Jakarta yang tak lagi ramah. Seharian mereka menjumpai warung tutup. Hati mereka makin sakit, merasa dunia sudah benar-benar menutup diri bagi mereka. Mereka baru tersadar saat ada yang memberitahu bahwa hari ini adalah hari pertama bulan puasa, sehingga tak ada orang makan di warung.
Ketiganya kemudian terdampar di musala. Di sana ada Bang Jack, penjaga musala yang fanatik dengan beduk. Dia tak mau adzan jika belum menabuh bedug. Mantan tukang potong di penjagalkan ini akhirnya tak hanya menerima ketiga narapidana, tapi sekaligus sudi membimbingnya ke jalan yang benar. Sebenarnya Bang Jack sendiri ilmu agamanya pas-pasan, sehingga dalam penerapan agama sering keliru. Untunglah ada Aya yang membantunya. Gadis cantik penjual kolak dan pengelola taman bacaan itu paham soal agama. Ada pula Ustad Ferry sang ketua pengurus musala, yang pamornya tengah menanjak setelah menjadi komentator di sebuah televisi.
Insyaf bukanlah hal mudah bagi ketiganya. Pun ketika mereka harus berpuasa di Ramadan, apalagi Bang Jack mencanangkan "Bulan Berburu Rezeki Halal". Banyak lelucon dalam kisah ini di mana yang biasa mereka lakukan kini tak boleh dilakukan lagi. Bagaimana proses insyaf mereka bertiga? Mampukah mereka melewati hari-hari tanpa berbuat jahat?